POTO GUE

POTO GUE
"Kematian seperti cinta pertama yang mengubah segalanya"

Monday, June 20, 2011

dimensi ruang

….Wa jannatin ardhuhaa ka’ardhi as-samaa’I wa al-ardhi….(QS. Al-Hadid: 21)
….wa jannatin ardhuhaa as-samawaatu wa al-ardhu….(QS Ali Imran: 133)

Dimensi merupakan parameter ruang. Ruang adalah ruang sebagaimana yang terlihat oleh mata. Sehingga sangat sulit bagi kita utk membayangkan dimensi2 pada alam2 yg berbeda dengan logika dimensi yang kita alami saat ini.

Kalau melihat sejarahnya pengertian tentang dimensi ini terus berkembang. Pada abad renaissance di Eropa, muncul seseorang Perancis yg bernama Rene Descartes. Si Descartes ini kemudian membuat sebuah rumusan mengenai ruang yg kita lihat sehari2 yaitu sesuatu yg terparameterisasi dalam 3 bagian dimensi, yaitu: panjang, lebar dan tinggi. Lahirlah kemudian sistem 3-axis koordinat (x,y,z) yang terbukti menjadi alat yg sangat berguna dalam analisis sains dan teknik. Bisa kita bayangkan bagaimana sulitnya melakukan analisis teknik tanpa sistem koordinat. Sistem koordinat ini kemudian disebut sebagai koordinat Cartesian. Ruangnya disebut sebagai ruang Euclid (untuk menghormati Euclid sbg orang pertama yang merumuskan dasar2 geometri ruang).

Einstein kemudian merevisi persepsi ruang Cartesian. Menurut Einstein, ruang terparametrisasi dalam 4 dimensi: x, y, z, t (ditambah dimensi waktu, space-time).
Kemudian Hawking cs merevisinya lagi. Ruang itu terparameterisasi dalam 26-dimensi (menurut teori string), atau 11-dimensi (menurut teori M), atau……..

Weleh, jadi sebenarnya berapa dimensi sih ruang yg kita lihat sehari2 ini?!

Belum jelas. Ilmuwan masih mencoba mencari. Sebelum teori final, atau yg dikenal juga dengan Theory of Everything (TOE) ttg jagat raya berhasil ditentukan, sulit utk memastikan parameter dimensi itu ada berapa. Mungkin yang bisa dikatakan saat ini adalah seperti ini:
Jika kita mengecil dan terus mengecil hingga cukup kecil utk bisa menyelinap diantara quark dan gluon pada inti atom, maka kita bisa memperoleh pengalaman bagaimana rasanya hidup di ruang 11-dimensi yang disebut oleh Hawking. Yang pasti akan sangat berbeda, karena hukum2 fisika yg berlaku di sub-atomik berbeda dng hukum2 fisika sehari2.

Dalam kehidupan sehari2 kita measakan efek gaya gravitasi dng fenomena batu yg jatuh kebawah atau kita bisa berjalan dengan menapak bumi. Demikian juga kita dapat merasakan efek gaya elektromagnetik sepert proses melihat yg dilakukan dng adanya cahaya.
Namun jika kita berukuran sebesar debu, efek gravitasi sudah mulai hilang, kita tidak “jatuh” ke bawah melainkan melayang terbawa angin.
Lalu jika dikecilkan lagi ukurannya, sebesar molekul, gaya elektromagnetik mulai menjadi sangat dominan. Sedikit saja berdekatan atau bersenggolan dng molekul lain akan terjadi tarik-menarik yg dahsyat sehingga molekulnya bisa berubah (sebagaimana prinsip2 dalma reaksi kimia).

Kemudian kalau dikeclkan lagi menjadi sebesar elektron, maka kita mulai merasakan efek2 gelombang, difraksi, interferensi.
Dikecilkan lagi menjasi sebesar quark dan gluon, maka kita bisa masuk menyelinap ke dalam inti atom. Nah, di dalam inti atom ini pengalaman dan persepsi kita terhadap ruang akan menjadi benar2 berbeda. Kita akan bisa melihat dan mengalami bagaimana sih rasanya berada dalam ruang 11-dimensi atau mungkin 26-dimensi itu.

Kesimpulannya:
- Karena kita manusia pada umumnya memiliki persepsi dimensi ruang yg kita alami adalah 3 dimensi.
- Kalau kita mengecil dan terus mengecil, maka persepsi dimensi ruang akan berbeda. Mungkin inilah yg disebut sebagai “terlalu kecil utk dilihat”. Parameter dimensi yg akan kita alami akan berbeda lagi.
- Demikian juga sebaliknya jika membesar dan terus membesar sebesar galaksi bimasakti (misalnya), maka persepsi dimensi ruang juga akan berbeda lagi.

Nah jika Surga itu dikatakan seluas dari langit dan bumi, gimana dengan persepsi dimensi ruangnya? WaLLahu a’lam, yang jelas sangat berbeda dng persepsi dimensi ruang yg kita kenal sehari2.
Apakah sekarang sudah ada/belum? Kalau sudah ada, dimanakah itu? Kalau belum, dulu kemanakah Rasulullah saaw dulu pergi waktu mikraj yg diriwayatkan ada perjalanan utk melihat surga dan neraka?

Walhasil, bisa sangat banyak spekulasi. Dan yang pasti dan kita yakini, Surga dan Neraka (alam akherat) itu pasti adanya. Dan perlu persiapan utk “berangkat” ke “alam” sana.

(mail dari sohib)

No comments:

Yahoo Mesengger