POTO GUE

POTO GUE
"Kematian seperti cinta pertama yang mengubah segalanya"

Saturday, September 23, 2006

berita dari irib.com

Salam,
Berikut saya attach beberapa berita dari irib.com


Nasrallah Tampil Dalam Pertemuan Paling Kolosal Dalam Sejarah Lebanon
Jumat 22 September kemarin adalah hari istimewa untuk Lebanon. Sekjen Hizbullah Lebanon Sayid Hasan Nasrallah hari itu tampil prima di depan publik untuk pertama kalinya sejak perang 33 hari antara Hizbullah dan Israel. Tokoh beserban hitam itu berpidato secara berapi-api dalam sebuah pertemuan paling kolosal sepanjang sejarah Lebanon yang digelar untuk merayakan kemenangan Hizbullah atas Israel.
Rapat akbar di selatan Beirut itu berlangsung meriah dan aman meskipun beredar kekhawatiran tentang kemungkinan akan adanya serangan Israel, baik langsung maupun melalui para agennya yang mungkin menyelinap di tengah massa. Di depan lautan massa yang membludak dan ditayangkan langsung oleh berbagai televisi dunia, termasuk TVRI, itu Sayid Nasrallah memuji keberanian dan ketabahan rakyat Lebanon dalam menghadapi segala resiko perjuangan melawan Israel yang dibeking AS. Dia menegaskan bahwa serangan AS yang dilancarkan melalui Israel untuk melumpuhkan para pejuang Libanon telah menjadi bumerang untuk AS sendiri.
Menurut Nasrallah, perang 33 hari itu sebenarnya perang AS terhadap Libanon, dan perang ini dihentikan oleh Barat bukan karena Barat peduli kepada anak-anak kecil dan kaum wanita Libanon, melainkan justru demi menjaga Israel yang telah mendapat perlawanan telak dan sengit dari para pejuang Libanon.
Sekjen Hizbullah kembali menegaskan penolakannya atas perlucutan senjata Hizbullah selagi Libanon belum diatur oleh pemerintahan yang adil dan tangguh. Dia menandaskan, “Perlucutan senjata dalam situasi sekarang sama halnya dengan membukakan tangan Israel untuk melanjutkan pembunuhan dan kejahatan.” Dia menilai perlucutan senjata sebagai pengkhianatan kepada cita-cita bangsa Libanon, dan karena itu Hizbullah tidak akan pernah melepaskan senjatanya.
Nasrallah juga melontarkan kecaman pedas terhadap para pemimpin Arab yang dinilainya sangat tidak bijak dalam menyikapi konflik Libanon. Kepada mereka Nasrallah berseru, “Apa patut kalian berunding di New York untuk menyelesaikan masalah, sedang kalian tidak pernah memberikan sedikitpun bantuan kepada para pejuang Libanon?!”
Soal Palestina, Sekjen Hizbullah sangat menyayangkan kebungkaman para pemimpin Arab di depan kejahatan Israel yang setiap hari merenggut nyawa orang-orang Palestina. “Padahal,” ungkap Nasrallah, "Pasukan Arab sebenarnya bukan hanya mampu membebaskan Tepi Barat dan Jalur Gaza dengan mudah, tetapi juga sanggup mengembalikan seluruh daratan dan lautan Palestina.”
Tentang dua tawanan Israel yang dijadikan Tel Aviv sebagai alasan untuk mengagresi Lebanon, Nasrallah menceritakan bahwa banyak negara dan tokoh berusaha membebaskan keduanya secara sepihak dari tangan Hizbullah, tetapi Nasrallah lantas menegaskan, “Seadainyapun semua negara berkumpul (untuk membebaskan keduanya), kedua tawanan Israel tetap tidak akan bebas sebelum semua tawanan Libanon bebas dari penjara Israel.” Nasrallah kemudian berjanji untuk terus berjuang membebaskan sejumlah wilayah Lebanon Selatan, yaitu kawasan Shab’a dan Kfar Shuba, yang masih diduduki pasukan Zionis Israel.
Mengenai kekuatan Hizbullah, Sayid Nasrallah menyatakan bahwa gerakan perlawanan Islam Libanon memiliki lebih dari 20.000 roket. Dia juga memastikan lagi tidak akan ada kekuatan militer di dunia yang dapat melucuti senjata Hizbullah. Sekjen Hizbullah kemudian menyerukan persatuan kepada semua komponen bangsa Libanon sekaligus mengingatkan kepada Pasukan Perdamaian PBB di Libanon (UNIFIL) agar jangan coba-coba mencampuri urusan dalam negeri Libanon.
Sedemikian kolosalnya pertemuan di wilayah pinggiran Beirut itu sehingga sebagian media Barat menyebutnya sebagai referendum rakyat Libanon untuk mendukung perjuangan bersenjata Hizbullah.

Ayatullah Javadi Amali: Kristen Masih Eksis Karena Ada Islam
Ayatullah Javadi Amali dalam khutbah jumatnya kemarin di kota suci Qum, Iran, mengecam pernyataan Sri Paus tentang Islam dan jihad. Ayatullah Amali menilai Sri Paus tidak tahu banyak tentang Islam. Kata Amali, “Paus dan para pemimpin Kristen lainnya harus tahu bahwa jika Islam dan kitab sucinya tidak ada, maka sekarang tidak akan sisa apapun dari ajaran Kristen dan Yahudi. “
Khatib dan Imam Jumat kota Qum kemudian menyatakan bahwa kaum Kristen sekarang tidak memerlukan adanya orang-orang seperti Benediktus XVI dan George W. Bush, melainkan memerlukan pemimpin yang bijaksana dan bertanggungjawab.
Berbagai negara Islam, termasuk Iran, Mesir, Jordania, Qatar, dan Pakistan kemarin kembali diwarnai oleh demonstrasi anti pernyataan Paus.Sementara itu, atas desakan negara-negara Islam, Dewan HAM PBB dijadwalkan akan segera menggelar pertemuan khusus di Jenewa untuk membahas pernyataan kontroversial Sri Paus tentang Israel.

Presiden Iran Pulang dari Safari
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad Jumat kemarin tiba di Teheran dari kunjungan 10 hari ke Sinegal, Kuba, Venezuela, dan markas PBB di New York, AS. Dalam safari itu, setelah mengunjungi Sinegal, dia mengikuti KTT ke-14 Gerakan Non-Blok (GNB) di Kuba. Kemudian dia melawat Venezuela untuk menandatangani sejumlah perjanjian bilateral, dan terakhir dia mendatangi New York guna mengikuti sidang Majelis Umum PBB ke-61.
Di tujuan terakhir ini dia sempat mengadakan audiensi dengan para pemimpin dari berbagai negara, bertatap muka dengan para pemimpin Yahudi anti Zionis, beramah-tamah dengan warga Iran di AS, berpidato di Dewan Hubungan Luar Negeri AS, mengadakan konferensi pers, dan diwawancara oleh sejumlah televisi.

Menlu Iran Tuntut Reformasi PBB
Menlu Iran Manouchehr Mottaki menegaskan urgensi reformasi PBB. Dalam pertemuan para menlu negara-negara anggota Kelompok Persahabatan Aliansi Antarperadaban yang berlangsung di sela-sela KTT Majelis Umum PBB di New York Jumat kemarin, Mottaki mengatakan, “PBB yang bertugas mencegah perang dan menegakkan perdamaian dan keadilan harus melakukan revisi secara fundamental atas strukturnya agar bebas dari hegemoni kekuatan-kekuatan konfrontasionalis. PBB harus berusaha mengakhiri ketidak-adilan, kekerasan dan teror dengan mengajukan solusi yang aplikatif.”
Mottaki menambahkan, “Semua orang patut menikmati perdamaian, kesejahteraan, dan keamanan, tetapi kenyataannya sekarang semua bangsa ikut merasakan getirnya banyak peristiwa buruk. Ini mendorong kita semua untuk bersatu mengupayakan keamanan dan ketentraman kepada semua bangsa dengan memperkuat nilai-nilai universal dan kekal.”

Negara-Negara Arab Upayakan Pengesahan Resolusi untuk Israel
Berbagai sumber diplomatik mengabarkan bahwa negara-negara Arab anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sedang mengupayakan pengesahan resolusi anti senjata nuklir Israel. Menurut laporan AFP dari Wina, sumber-sumber itu menyatakan bahwa negara-negara Arab Jumat kemarin mengesahkan draf resolusi yang mengutuk kegiatan nuklir Israel untuk kepentingan militer.
Meski dirumuskan oleh negara-negara Arab, draf itu diteken bukan hanya oleh 15 negara Arab, tetapi juga oleh beberapa negara non-Arab termasuk Iran, Indonesia, Malaysia, Kuba, dan Venezuela. Israel diketahui memiliki lebih dari 300 hulu ledak nuklir, dan hingga kini enggan menerima Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan inspeksi Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

BBC: Umat Yahudi Hirup Kebebasan di Iran
Jaringan berita televisi BBC menyatakan bahwa tidak seperti klaim yang selama ini diarahkan terhadap Iran, umat Yahudi di negara ini ternyata menikmati hidupnya secara bebas. Menurut BBC, setelah Israel, Iran adalah negara Timteng yang paling banyak dihuni umat Yahudi dengan jumlah 25.000 orang. TV yang berbasis di London ini menambahkan, hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa tak seorang Yahudi Iran berniat meninggalkan negara Republik Islam ini.
BBC mengutip pernyataan seorang pendeta Yahudi Iran bahwa pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomaini, membedakan antara kaum Yahudi dan kaum Zionis, dan karena itu pemerintah negara Islam ini melindungi umat Yahudi. BBC juga mengutip pernyataan seorang dokter rumah sakit Yahudi Iran bahwa paham antisemit muncul bukan dari Timur, Islam, dan Iran, melainkan dari Eropa.


Transkrip Berita Siaran Jumat Malam 22 September

Ahmadinejad: Zionis Tak Pernah Menghargai Orang-Orang Yahudi
Sejumlah tokoh Yahudi penentang Rezim Zionis Israel bertemu dengan Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, di New York. Para tokoh Yahudi itu memberikan penghargaan kepada Ahmadinejad atas sikapnya dalam memisahkan antara orang-orang Yahudi dan Zionis. Dalam pertemuan yang berlangsung kemarin malam itu Ahmadinejad mengatakan, pihaknya berpendapat bahwa para nabi diutus dalam rangka menegakkan perdamaian dan tauhid. Ahmadinejad juga menyatakan bahwa dewasa ini orang-orang Yahudi sudah menyadari hakikat yang sebenarnya dan mereka tak mendukung kezaliman.
Selanjutnya Ahmadinjead menegaskan, orang-orang Zionis menentang keberadaan para nabi dan merupakan kebohongan jika ada pihak yang mengklaim Zionis sama dengan Yahudi. Menurutnya, orang-orang Zionis sama sekali tidak menghargai harta, jiwa, dan martabat orang-orang Yahudi. Bahkan demi kepentingan ilegalnya, para Zionis takkan ragu-ragu mengorbankan orang-orang Yahudi.
Di bagian lain Ahmadinejad menyatakan, seandainya pun tragedi Holocaust benar-benar terjadi, yang pasti peristiwa tragis itu tak terjadi di Palestina. Oleh karena itu, Holocaust tidak boleh dijadikan alasan untuk membumi-hanguskan Palestina. Pada masa lalu, semua orang di Palestina hidup dengan damai dan sejahtera. Namun, sejak Zionis menginjakkan kaki mereka, Palestina setiap hari diwarnai dengan perang, bentrokan, dan dendam kesumat.

Rafsanjani Sebut Pernyataan Benedictus Tak Bertanggung Jawab
Khortib sholat jum'at Teheran Akbar Hashemi Rafsanjani, menilai pernyataan anti-Islam Paus Benedictus XVI, tidak benar dan tak bertanggung jawab. Rafsanjani mengatakan, protes kaum Muslimin di berbagai negara menunjukkan bahwa dunia Islam siap membela kesuciannya. Ditegaskannya, pernyataan Benedictus akan merusak proses dialog dan pendekatan antar agama. Menurutnyam, setelah kemenangan Revolusi Islam timbul spirit baru dalam diri umat Islam untuk tampil di dan mereaksi segala tududuhan terhadap mereka. Ini merupakan fenomena baru dan sangat menggemberiakan bagi dunia Islam.
Terkait soal program nuklir Iran, Rafsanjani kembali menekankan hak legal bangsa Iran dalam mendayagunakannya untuk kepentingan damai. Ditambahkannya, meski Iran memilih berunding dalam menyelesaikan kasus nuklirnya, namun bukan berarti Teheran bersedia menghentikan aktiitas pengayaan uraniumnya, sebagai prasyarat perundingan.
Di bagian lain pidatonya, Rafsanjani menyinggung situasi Lebanon saat ini sangat sensitif seraya menegaskan, Israel sangat berang atas kekalahan mereka dalam menghadapi perlawanan para pejuang Hezbullah. Dan untuk menutup-nutupi menutupi kekalahan tersebut mereka tengah mengupayakan cara baru. Oleh karena itu, kaum muslimin harus selalu mewaspadai propaganda rezim illegal ini. Tak diragukan bahwa para pejabat tinggi Israel akan terus menyulut api konflik baru di kawasan.
Berbicara soal kondisi di Irak dan Afghanistan, Rafsanjani mengatakan, selain tidak menguntungkan bagi Gedung Putih, kehadiran pasukan AS juga bahkan tidak memberikan kontribusi positif kepada masyarakat di kedua negara tersebut. Sebaliknya, kehadiran pasukan AS justru meningkatkan instabilitas dan pembunuhan warga tak berdosa.
Di akhir pidatonya, Rafsanjani menyinggung dimulainya peringatan pekan pertahanan suci di Iran. Menurutnya, bangsa muslim Iran dengan tangan kosong dan berbekal keimanan, solidaritas, serta dengan mengikuti bimbingan Imam Khomeini (ra), berhasil mengalahkan pasukan Ba'ath Irak yang mendapatkan dukungan finansial dan persenjataan dari Barat.

Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran Gelar Parade Militer Akbar
Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran di berbagai Provinsi hari ini memulai parade akbar dalam rangka menyambut pekan pertahanan suci. Tak kurang 50 batalyon teladan Angkatan Bersenjata Iran menggelar pawai di makam Imam Khomeini, pendiri Republik Islam Iran, di Teheran. Dalam parade tersebut, dipamerkan perlengkapan perang dan persenjataan milik Angkatan Bersenjata dan pasukan Garda Revolusi Islam Iran termasuk rudal Syahab, Saeqeh, dan Zilzal.
Tanggal 22 hingga 28 September di Iran diperingati sebagai pekan pertahanan suci para pejuang Iran melawan pasukan Ba'ath Irak. Pekan peringatan pengorbanan para syuhada dalam perang yang berlangsung selama delapan tahun.

Hamas Tolak Syarat Komite Segi Empat Soal Pemerintahan Nasional
Wakil Hamas di Lebanon, Osama Hamdan, menyatakan penentangan Hamas atas persyaratan yang dikemukakan oleh Komite Segi Empat soal pembentukan Pemerintahan Persatuan Nasional Palestina. Hamdan dalam wawancaranya dengan Televisi Al-Alam mengatakan, perselisihan yang ada mengenai pembentukan Pemerintahan Persatuan Nasional Palestina muncul akibat persyaratan Komite Segi Empat yang bersifat intervensif.
Ditegaskannya bahwa persyaratan tersebut mencakup pengakuan terhadap Rezim Zionis Israel, penghentian perjuangan, pelaksanaan berbagai perjanjian yang sebelumnya telah ditandatangani antara Otorita dan Rezim Zionis Israel. Menurutnya, persyaratan tersebut merupakan tujuan AS dan Rezim Zionis untuk mengagalkan rencana pembentukan Pemerintahan Persatuan Nasional Palestina. Wakil Hamas di Lebanon ini juga menyebut AS dan Rezim Zionis bertanggung jawab atas berbagai kendala yand dihadapi oleh bangsa Palestina saat ini.

Tujuh Tentara Zionis Cidera
Tentara Rezim Zionis Israel terlibat bentrokan dengan para pejuang Palestina di Tepi Barat Sungai Jordan. Menurut laporan Televisi Al Alam, insiden bentorkan itu terjadi pagi hari tadi di kota Nablus. Akibatnya tujuh tentara Israel cidera. Brigade Syuhada Al Aqsha, menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Sebelumnya, pasukan Zionis juga menangkap empat warga Palestina di Nablus dan delapan orang lainnya dari berbagai wilayah di Tepi Barat Sungai Jordan.

Lagi, Serdadu AS tewas di Irak
Jumlah tentara AS yang tewas di Irak terus meningkat. Militer AS hari ini mengkonfrimasikan tewasnya seorang marinir AS akibat serangan para pejuang Irak di Provinsi Al Anbar, Irak barat. Berdasarkan laporan militer AS, jumlah korban tewas di pihak militer AS di Irak sejak bulan Maret 2003 lalu, mencapai 2.709 personil. Namun, sumber-sumber pemberitaan Irak yang mengutip keterangan dari pusat-pusat pengobatan Irak dan AS, menyatakan bahwa jumlah korban tewas tentara AS di Irak melampaui angka 12.000 orang.

Clinton Imbau Pemerintah AS Berunding dengan Iran
Mantan Presiden AS, Bill Clinton, mengimbau pemerintah untuk berunding dengan Iran tanpa persyaratan apapun. Pernyataan itu dikemukakan kemarin oleh Clinton dalam wawancaranya dengan Televisi NBC. Menurutnya, AS tidak boleh menunjukkan keengganan, menentukan berbagai persyaratan, dan khawatir untuk berunding dengan negara manapun. Ditegaskannya bahwa kemungkinan untuk mencapai kesepakatan dan solusi damai soal kasus nuklir Iran masih terbuka lebar.
Sebelumnya, Gedung Putih menyatakan siap berunding dengan Iran dengan syarat Teheran terlebih dahulu menangguhkan aktivitas pengayaan uraniumnya.

Pidato Ahmadinejad Dinilai Argumentatif dan Faktual
Seorang jurnalis AS keturunan India, Salim Razavi, menilai pidato Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, di Majelis Umum PBB, sangat argumentatif, faktual, dan sarat kritikan. Dalam wawancaranya dengan Radio IRIB bahasa Urdu, Razavi mengatakan, dalam pidatonya Ahmadinejad menyoal unilaterlisme dan kepongahan AS dan sekutunya di pentas politik internasional. Pidato Ahmadinejad bahkan menjadi fokus perhatian media massa dan tokoh-tokoh politik independen.
Menurutnya, berbeda dengan ketika Ahmadinejad tampil di atas podium, pidato Presiden AS, George W. Bush, di Majelis Umum PBB diwarnai dengan aksi para demonstran di luar gedung markas PBB yang menyebut Bush sebagai pembohong dan penjahat perang.

No comments:

Yahoo Mesengger