POTO GUE

POTO GUE
"Kematian seperti cinta pertama yang mengubah segalanya"

Monday, August 20, 2007

PERSATUAN UMMAT ISLAM

PERSATUAN UMMAT ISLAM
Pidato Sayyid Ali Khamenei
25 Dzulhijjah 1427 H - 15 Januari 2007 M


Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh

Kami ucapkan selamat datang kepada para tamu dari luar dan dalam negeri yang berkumpul di sini. Ini merupakan pertemuan yang penuh kebahagiaan dan kami berharap hanya persatuan yang tercapai dalam kesempatan ini.

Poin penting pembicaraan ini yaitu masalah kekompakan umat Islam. Sebelum maupun sesudah kemenangan Revolusi Islam, kami telah mengupayakan pendekatan aspirasi antara kaum Syiah dan Sunni dan menunjukkan persatuan ini kepada dunia. Beberapa tahun sebelum kemenangan Revolusi, ketika saya berada di pengasingan di Propinsi Baluchestan, saya bertemu dengan Almarhum Maulavi Shahdad, seorang ulama besar Khuzestan. Waktu itu beliau tinggal di Saravan dan saya di Iranshar. Saya mengirim pesan kepada beliau agar bersedia menentukan waktu untuk duduk membahas dan merumuskan asas persatuan hakiki antara Sunni dan Syiah. Beliau menyambut baik usulan ini. Namun rencana itu belum sempat terwujud karena muncul gerakan revolusi. Pasca Revolusi Islam Iran, kami menggelar shalat Jum'at pertama yang juga dihadiri oleh sejumlah ulama Sunni termasuk mendiang Maulavi Shahdad. Dan pada kesempatan itu pula kita bersama-sama membahas masalah persatuan.

Perselisihan antara penganut kedua madzhab akibat fanatisme adalah hal yang biasa. Hal ini tidak hanya terjadi pada kelompok Syiah maupun Sunni saja. Bahkan fenomena ini juga terjadi di dalam tubuh Syiah dan Sunni sendiri. Jika kita merujuk pada sejarah, kita akan menemukan perselisihan antara kelompok fiqih dan ushul Sunni misalnya antara Asy'ariah dan Mu'tazilah, atau antara Hanbali, Hanafi, dan Syafi'i. Perbedaan pendapat ini juga terjadi antara kelompok-kelompok Syiah. Perselisihan tersebut menjadi sangat sensitif dan berbahaya jika sampai ke masyarakat awam. Para ulama dan cendikiawan akan menyelesaikan perselisihan antara mereka dengan berargumentasi atau berdialog. Namun ketika perselisihan terjadi di masyarakat awam, maka senjata yang akan digunakan adalah fanatisme dan kekerasan. Ini sangat berbahaya.

Sejak dulu orang-orang mukmin dan pihak yang memiliki itikad baik selalu berusaha mencegah perselisihan itu agar tak sampai ke masyarakat awam sehingga menimbulkan bentrokan. Tetapi pada era kini, ada faktor lain yang menyusup ke medan perselisihan antarmadzhab Islam, yaitu kolonialisme. Saya tidak ingin mengatakan bahwa perselisihan antara Syiah dan Sunni bermula dari aksi pihak-pihak kolonial. Karena pada dasarnya perselisihan itu muncul akibat fanatisme, kebodohan, penyelewengan, dan lain-lain. Hanya saja, kaum kolonial memanfaatkan faktor-faktor itu untuk mempertajam friksi tersebut .

Anda semua dapat menyaksikan bahwa para tokoh penentang kolonialis, sangat menekankan masalah persatuan umat Islam. Sayyid Jamaluddin Asad Abadi yang dikenal juga dengan Jamaluddin Al-Afghani dan murid beliau Syeikh Muhammad Abduh, serta tokoh-tokoh perjuangan lainnya dari kelompok Syiah seperti, almarhum Sharafuddin Amili, mereka semua berupaya keras agar perselisihan tersebut tidak dimanfaatkan oleh pihak kolonial sebagai senjata untuk menghancurkan dunia Islam. Imam Khomeini r.a pun sejak awal menekankan pentingnya persatuan umat Islam karena para kaum kolonialis akan terus mengincarnya.

Saya ingin mengatakan satu hal bahwa dalam urusan propaganda dan perpecahan, Inggris adalah negara yang paling handal di antara seluruh bangsa kolonial lainnya. Mereka telah mempelajari seluk-beluk kehidupan di Iran, Turki, di negara-negara Arab dan anak benua India. Dengan demikian, mereka mengetahui trik-trik yang paling jitu untuk mengadu-domba kelompok Sunni dan Syiah. Mereka sangat profesional dalam hal ini. Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, propaganda kaum kolonialis kian meningkat. Kami sudah menyaksikannya dan sejak awal Revolusi kami telah memperingatkan umat Islam untuk tetap waspada. Dalam beberapa tahun terakhir, mengingat Iran berhasil menggapai keberhasilan di berbagai bidang, keberhasilan tersebut dinilai sebagai manifestasi kebangkitan dunia Islam. Fenomena ini pula yang kian memotivasi kaum kolonialis bekerjasama meningkatkan propaganda mereka dalam memecah barisan umat Islam.

Saat ini, mereka ingin mewujudkan front konfrontasi antara kelompok Syiah dan Sunni Irak. Hal yang sama juga tengah diupayakan di Pakistan, Afghanistan, Iran, dan di mana pun juga. Bahkan kami menerima informasi bahwa mereka telah mengirim orang-orang bayaran mereka ke Lebanon untuk menyulut konflik antara Syiah dan Sunni. Pihak yang menyulut konflik tersebut bukan orang Syiah atau Sunni. Mereka sama sekali tidak meyakini kesucian ajaran Syiah maupun Sunni. Beberapa waktu lalu, Presiden AS George W. Bush, dalam pidatonya menyinggung rencana peledakan makam dua imam suci di Irak. Aksi peledakan itu benar-benar dilakukan terhadap makam Askariain di Samara. Aksi peledakan itu dilakukan di depan mata tentara AS. Mungkinkah hal itu terjadi tanpa keterlibatan tentara AS mengingat kontrol keamanan di kota itu berada di tangan militer AS?

Mereka (AS) menyebut terorisme di Irak adalah ulah kelompok AlQaeda dan Salafi, padahal mereka sendiri yang mengkoordinasinya. Antek-antek Rezim Baath Irak pun dikoordinasi langsung oleh Dinas Rahasia AS (CIA) dan Badan Intelejen Israel (Mossad). Tujuannya untuk melakukan pengeboman di berbagai wilayah Irak. Kota-kota rawan bahaya di Irak seperti Baghdad dan sejumlah kota lainnya, adalah kota yang dikontrol langsung oleh militer AS. Padahal kota-kota yang dikontrol militer Irak relatif lebih aman. Pada hakikatnya, instabilitas di Irak memang sengaja disulut AS dan terdapat acuan di baliknya.

Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, kaum arogan menggulirkan propaganda baru untuk menunjukkan bahwa revolusi tersebut adalah revolusi Syiah. Padahal, revolusi Iran adalah revolusi Islam, revolusi AlQuran, dan manifestasi penegakan panji Islam di dunia. Keunggulan Revolusi Islam adalah keberhasilannya mengenalkan kepada dunia nilai-nilai Islami seperti tauhid, hukum-hukum Ilahi, dan spriritualitas. Revolusi Islam Iran membangkitkan kejayaan, kebesaran, dan kebanggaan Islam. Hal inilah yang membuat Barat sangat gusar. Seandainya revolusi Iran adalah revolusi Syiah yang tidak ada kaitannya dengan dunia Islam, mereka takkan pernah mempersoalkannya.

Selama ini, pembelaan terhebat untuk perjuangan bangsa Palestina datang dari Revolusi Islam. Tidak ada pihak, negara, dan pemerintahan pun, yang mendukung perjuangan bangsa Palestina seperti yang dilakukan oleh bangsa Iran. Kami memberikan bantuan spiritual dan finansial semampu kami. Ketika Uni Soviet menduduki Afghanistan dan menggulingkan pemerintahan Islam di negara itu, nyaris seluruh negara di kawasan bungkam dengan berbagai macam pertimbangan. Namun Imam Khomeini r.a secara tegas menyampaikan pesan kepada Uni Soviet untuk segera keluar dari Afghanistan. Saya sendiri pernah menghadiri konferensi interasional yang dihadiri oleh negara-negara anggota Gerakan Non-Blok dan negara Islam. Negara-negara tersebut tidak berani menyinggung masalah pendudukan Soviet terhadap Afghanistan. Saat itu, hanya pidato saya sebagai wakil dari Iran, yang bernada keras dan Iran secara tegas mengkritik AS dan Uni Soviet.

Kembali saya tegaskan bahwa revolusi Iran adalah revolusi Islam. Sebab itu, Iran tidak pernah mengklasifikasikan Palestina sebagai bangsa Sunni atau Syiah, dan Iran akan tetap mendukung perjuangan mereka. Iran juga mendukung perjuangan bangsa Lebanon. Pada hakikatnya, Republik Islam Iran akan mendukung setiap gerakan Islam di negara manapun. Seandainya Republik Islam Iran menutup seluruh perbatasannya dan menyatakan bahwa Teheran tidak akan bekerjasama dengan negara-negara Sunni, bisa dipastikan bahwa baik AS, Inggris, maupun Israel, tidak akan pernah mengusik Iran. Mengingat Republik Islam Iran dibentuk untuk Islam dan Muslimin, mereka akan terus merongrong pemerintahan Islam ini.

Seiring dengan pembentukan pemerintahan Republik Islam Iran, isu perselisihan antara Sunni dan Syiah kian menguat secara dahsyat. Kita semua, khususnya para ulama, harus mewaspadainya. Masyarakat awam dapat dengan mudah terjebak konflik dan friksi, namun para ulama tidak boleh lengah untuk mengatasinya. Sebagai ulama kita tidak dapat berkata: "Mereka adalah orang awam sementara kita tidak akan bersikap sama seperti mereka". Sebab ulama-lah yang harus bertanggung jawab mencegah hal ini terjadi.

Gelombang kebangkitan Islam telah meluas dan umat Islam mulai menggapai kejayaannya. Sementara itu, kaum arogan kalah di Palestina, Lebanon, Irak, dan Afghanistan. Tidak satu pun tujuan mereka yang terealisasi. Republik Islam Iran semakin hari semakin berkembang di sektor iptek, industri, sosial, dan ekonomi. Selama 27 tahun terakhir, Iran selalu melangkah ke depan dan pemerintahan Islam semakin kokoh. Faktor inilah yang memaksa pihak musuh terus mereaksinya. Kita harus berhati-hati agar musuh tidak memanfaatkan titik kelemahan dunia Islam, yaitu perpecahan, sebagai senjata mereka untuk menghancurkan dunia Islam.

Benar bahwa pokok permasalahannya tidak terletak pada kesediaan kelompok Syiah dan Sunni untuk menerima pendapat pihak lain. Setiap orang berhak mempertahankan keyakinannya. Pokok masalahnya adalah agar kita tidak terkecoh propaganda yang didengungkan pihak musuh dan agar kita tidak terjerumus ke dalam konflik dan permusuhan. Kita harus menyadarkan bangsa kita untuk selalu berhati-hati dan waspada. Adapun tentang kelompok yang mengkafirkan atau mencoret madzhab lain dari lingkup Islam tanpa berlandaskan pada pemahaman yang benar, mereka sebenarnya adalah kelompok dungu. Meski mereka juga berwatak bengis, namun kedunguan adalah sifat mereka yang paling menonjol. Mereka harus segera dibimbing dan diarahkan.

"Dan agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu,
mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka kerjakan"
(QS. Al-An'aam: 113)

Akibat lemahnya iman dan pengetahuan, sebagian orang terkecoh propaganda musuh, dan ulama memikul beban tugas yang sangat berat dalam hal ini. Dewasa ini, persatuan dunia Islam merupakan tujuan utama yang jika terealisasi, saat itulah umat Islam akan menggapai kejayaan dan kemuliaannya yang sejati. Tujuan itu dapat terealisasi dengan kerjasama seluruh negara Islam. Artinya, setiap negara Islam harus mengupayakan tercapainya persatuan dan kekompakan umat Islam. Di saat umat Islam sudah kembali pada format asalnya, saat itulah mereka akan menjadi tulang punggung pemerintahan Islam. Dengan demikian, negara-negara Islam tidak akan terpaksa mengikuti kebijakan AS dan Inggris, karena tidak adanya dukungan dari masyarakat.

Saya berharap Allah swt membantu dan menunjukkan jalan bagi kita semua dan insya Allah, kita dapat melaksanakan tugas berat ini dengan sebaik-baiknya.


Wassalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

No comments:

Yahoo Mesengger