POTO GUE

POTO GUE
"Kematian seperti cinta pertama yang mengubah segalanya"

Friday, February 01, 2008

Tasawuf dan Jalan Cinta Rumi

Tasawuf dan Jalan Cinta Rumi
Disusun oleh: Darwin Bahar


Hasratku kepada Sang Kekasih telah membawaku terbang melintasi samudera ilmu dan keluasan Al Quran. Aku menjadi mabuk

Kutelusuri bentangan sajadah dan masjid dengan segenap hasrat dan kekhusukan. Kukenakan pakaian pertapa untuk memperkaya kebajikan

Cinta menghampiriku, dan berkata, "Wahai Sang Guru, lepaskanlah dirimu dari sajadah? Tidakkah kah ingin hatimu tergetar dihadapan-Ku. tidak kah kau ingin melampaui pengetahuan dan penglihatan? Maka tundukkanlah kepalamu."

(Dari kumpulan Diwan, Maulana Rumi)

Puisi-pusi cinta parenial Sufi besar Maulana Jalaluddin Muhammad Rumi yang indah dan bergelora, seperti ditulis Charles Haviland (BBC News, 30/09/07), dalam beberapa tahun terakhir ini merupakan "the most popular poet in America".

Sejak akhir milenium ke-2 ini, memang terdapat kecenderungan untuk menggandrungi penyair sekaligus sufi abad ke-13, Maulana Jalaluddin Rumi---yang ulang tahun kelahirannya ke 800 diperingati di berbagai tempat di dunia pada tanggal 30 September 2007 yang lalu--- menjadi fenomena menarik di Amerika Serikat dan Eropa. Tak kurang bintang-bintang Hollywood semisal: pop-star Madonna, aktris Demi Moore, dan Goldie Hawn, pernah ikut meramaikan beberapa festival pembacaan syair-syair cinta ciptaan pujangga dari Konya di Turki ini.

Dia seorang penyair. Tapi bukan sembarang penyair. Senjatanya, tentu saja, adalah susunan kata-kata.

Karya-karya terhimpun dalam Matsnawi, berupa 250 ribu untaian bait bersajak dan merupakan karyanya yang paling agung; Muqallat Syamsi Tabriz, berisi dialog-diolog mistik antara Syamsi selaku mentor dan Rumi sebagai murid; Majlis Sabah, berisi catatan dan rekaman pidato-pidato dan konseling Rumi dalam bentuk prosa; Diwan Syamsi Tabriz, karya yang memukau yang dipersembahkan Rumi untuk guru tercinta; Fihi Ma Fihi, berisi ucapan-ucapan dan percakapan Rumi dalam bentuk prosa yang ditulis oleh putra tertuanya Sultan Walad; Rubayat, berisi sekitar 1.600 kuatrain dengan topik yang luas: iman, akal, cinta, ikhlas, tawakal dan lain-lain, dan; Maktubat, kumpulan surat-surat yang banyak ditujukan kepada para bangsawan dan pangeran di Konya.

Kesemarakan pesona sastrawan yang lahir di Balkh, yang sekarang merupakan bagian dari Afganistan ini juga dapat dijumpai di Amazon.com. Kita bisa terheran-heran ketika, hanya dalam hitungan bulan, didapati lebih dari 100 judul buku tentang Rumi di toko buku online terbesar itu

Jalaludin Rumi memang pesona yang menaklukkan.

Menurut Phyllis Tickle, redaktur majalah Publisher's Weekily, popularitas Rumi di Amerika berkembang pesat "berkaitan dengan dahaga spiritual kami yang luar biasa".

Satu asumsi menyebutkan bahwa interes yang begitu besar terhadap Rumi merupakan wujud keinginan masyarakat Barat untuk menemukan lifestyle alternatif sebagai ganti dari gerakan New Age yang sudah saturated. Masyarakat Amerika dan Eropa, seperti laporan BBC.com(12/7/99), dalam beberapa tahun terakhir ini mulai muak dengan guru-guru New Age dan khotbah-khotbahnya (Burhani, Kompas 4 September 2000).

Tetapi tentu saja, sebagian pengagum Rumi hanya menginginkan hidup mereka punya cukup arti tanpa harus melakukan apa pun untuk meraih hidup yang punya arti tersebut. Mereka menginginkan cinta dan keindahan tanpa menjalankan sesuatu beserta tanggung jawabnya. Sebagian tertarik pada Tasawuf, Islam, atau kembali kepada akar Kristennya, karena Rumi adalah panggilan untuk kembali kepada Tuhan.

Tarekat Maulawiyah yang mengikuti jalan Rumi, yang bermarkas di Amerika Utara merupakan ordo tasawuf yang berkembang pesat di Barat. Tarekat ini dipimpin oleh Shaikh Kabir Helminski yang bersama isterinya Cammile Helminski membentuk organisasi dalam pelajaran spritual The Treshold Society yang menyedot perhatian ratusan ribu orang.

Di Amerika, selain menjadi bagian dari gerakan memotivasi diri sendiri yang mendominasi budaya sepanjang dasawarsa terakhir, Rumi ikut membantu mewujudkan jembatan untuk saling memahami di antara warga keturunan Arab dan tetangga mereka yang kebetulan membaca Rumi. "Melalui Rumi, warga muslim merasa telah diterima kembali di Amerika," kata Shahram Shiva, yang bertahun-tahun menerjemahkan dan membacakan karya-karya Rumi.

Sejak serangan 11 September 2001, sejumlah komentator juga telah menyatakan bahwa Rumi berperan sebagai jembatan yang penting antara warga Amerika dan Islam. Banyak yang setuju dengan Hans Meinke, penyair Jerman, yang mengatakan bahwa puisi Rumi adalah "harapan satu-satunya bagi zaman gelap yang kini kita hidup di dalamnya"

Barat pun semakin paham, bahwa Islam adalah ajaran yang indah, yang sama sekali tidak identik dengan Taliban atau Al-Qaedah, yang hanya mengamalkan rigid kulit-kulit Islam, bukan isinya.

Cinta adalah sifat Tuhan, dan takut adalah sifat hamba yang menderita karena nafsu dan kerakusan

Karena kau telah membaca Al Quran bahwa mereka mencintai-Nya, ditempatkan dalam satu ayat dengan Dia mencintai mereka.

Ketahuilah bahwa Ar-Rahman Ar-Rahim adalah Sifat-Sifat Tuhan, dan takut oh kawan, bukan Sifat Tuhan!

(Matsnawi)

Tetapi apakah Tasawuf itu? apakah Tasawuf hanya sebuah gejala agama, atau sebuah antitesis dari syariah yang oleh para Ulama Tasawuf sering dikategorikan sebagai "kulit" Islam?

Dalam buku kecilnya "The Sufi Path of Knowledge", pakar Tasawuf yang juga merupakan pakar mengenai Rumi yang sangat terkemuka Prof William C. Chittick mengutip sebuah hadis Nabi s.a.w. yang masyhur tentang tiga dimensi Islam: Islam, Iman dan Ikhsan. Dalam ilmu-ilmu keislaman, Islam berkembang menjadi Ilmu Fikih, Iman menjadi Ilmu Kalam dan Ikhsan menjadi Ilmu Tasawuf. Jadi berbicara mengenai Tasawuf, adalah berbicara tentang tujuan atau hakekat dari agama, agama yang tidak behenti pada syariat, sebagaimana ternukil dari Sabda Al Mustafa Rasulullah s.a.w yang dikutip Chittick dalam bukunya yang terkenal mengenai Rumi, The Sufi Path of Love: Spritual Teaching of Rumi" (1983):

"Syariah adalah kata-kataku, Thariqah adalah amalanku, Hakikat adalah maqamku".

yang oleh Rumi dijabarkan dalam puisinya sebagai berikut

Syariat sebagai pelita, ia menerangi jalan. Tanpa pelita kalian tak dapat berjalan. Thariqoh adalah jalan yang sedang kau tempuh dan engkau akan berakhir di hakikat (kehadiratnya)

Dengan mengutip QS 33:21: "Sesungguhnya dalam diri Nabi terdapat teladan yang baik, dst…" dan QS 3:31: "Katakanlah (wahai Muhammad)!, 'jika kalian mencintai Tuhan, ikutilah (sunah)ku, maka Tuhan akan mencintai kalian, dst…", "Untuk menapaki jalan Sufi, berarti harus menaati perintah dan larangan Tuhan sesuai dengan apa yang telah disunahkan Nabi," yang kemudian dilanjutkannya. Dan hal itu ditegaskannya kembali dalam wawancara Majalah TEMPO dengan Chittick yang dimuat Majalah tersebut dalam Edisi 23 Desember 2007 (Selingan), "Tasawuf bagian inheren dari Islam."

Dengan segenap pemikirannya, Rumi terus mencari sesuatu di balik penampakannya. Begitu juga pandangannya tentang agama-agama. Rumi melukiskan bahwa dirinya sebutir debu di kaki Muhammad, dan juga menyatakan bahwa dirinya tidak pernah meninggalkan syariah Tetapi ia tidak membedakan antara kulit dengan isi. Di antara agama yang berbeda, ia melihat kesatuan yang transedental. Dan keberagaman itu tak lain dari bentuk luar, dan bukan isi agama-agama tersebut. Dari pandangan ini Rumi mengembangkan toleransi yang begitu besar terhadap agama-agama di luar Islam.

Rumi wafat pada 17 Desember 1273. Pada saat jenazahnya hendak diberangkatkan ke tempat pemakaman, penduduk setempat berdesak-desakan ingin menyaksikan. Tidak mengherankan, jika para pemeluk agama lain pun ikut menangisi kepergiannya. Orang Yahudi dan Nasrani, misalnya, ikut membacakan Taurat dan Injil. Para penguasa negeri yang hadir dalam upacara pemakaman bertanya pada mereka, "Peduli apa kalian dengan suasana berkabung saat ini? Bukankah yang meninggal ini seorang muslim yang alim." Mereka menjawab, "Berkat dialah kami mengetahui kebenaran para nabi terdahulu. Dan pada dirinya kami memahami perilaku para wali yang sempurna."

Tetapi apakah Sufisme atau Tasawuf itu? bagaimana menyandingkan Tasawuf dengan kehidupan modern. Sementara modernitas, meminjam proposisi Dominiqe, "ditandai dengan ketidakpercayaan jika bukan penolakan terhadap tradisi; keutamaan diberikan kepada individu dan kepentingan yang tidak dapat diabaikan; keyakinan pada akal, kemajuan, dan sain".

Sain yang bersumber kepada rasionalisme, bahkan telah menerabas ke lokus-lokus yang berjarak jutaan tahun cahaya dari bumi tempat manusia hidup. Sedangkan sistem ekonomi kapitalistik yang membenarkan keserakahan, ternyata telah berhasil memberikan tingkat kemakmuran yang sangat tinggi bagi sebagian negara yang berhasil menerapkannya

Dr HJ Witteveen mantan menteri keuangan Belanda dan Direktur Pelaksana IMF, yang merupakan pengikut Tasawuf Universal yang dikembangkan oleh Sufi dan Musikus besar India Hazrat Inayat Khan, dalam bukunya "Sufism in Action: Achievement, Inspiration and Integrity in a Tough World" (2003) menulis: "Dalam wawancara, seringkali saya ditanya oleh wartawan tentang bagaimana tasawuf dapat dikombinasikan dengan kehidupan seorang ekonom atau---lebih buruk lagi!---dengan kehidupan seorang menteri keuangan atau bankir. Tetapi, Hazrat Inayat Khan menunjukkan betapa kerja di dunia sangat berharga dari sudut pandang mistik atau metafisik".

Dan pada alinea lain ditulisnya: "Amalan Tasawuf saya telah membantu saya dalam mempertahankan keseimbangan spiritual saya ketika saya dirundung seabrek aktivitas dan tanggung jawab yang besar."

Esensinya, kemegahan dan kemilau kesenangan dan kenikmatan ragawi serta kehidupan hedonik yang menafikan apapun yang bersifat spiritualisme, mungkin mengenyangkan lahiriah, tetapi tidak menenteramkan jiwa.

Begitu sejumlah darwis Amerika berpusar di panggung ketika The Treshold Society diundang ke acara pertemuan antar-iman di Katedral Nasional tempat ibadat Presiden Amerika Serikat, di awal tahun 2000-an yang lalu, sekitar 2.000 orang non-muslim ikut menyenandungkan zikir dan lailaahaillalah.

Dan kalau masih ada yang bertanya, apakah Tasawuf itu, maka saya akan meminjam jawaban ulama-ulama Tasawuf klasik:

Carilah, dan engkau akan menemukannya

Ketuklah, dan dia akan terbuka untukmu

Tapi apa pulalah awak ini?





--
EXPERTOHA STUDIO
http://www.expertoha.com

2 comments:

Umroh Al Haneef said...

mantap bang...saya emang lagi ingin memperdalam ilmu tasawuf rumi....termkasih.

Unknown said...

inilah cinta sejati

Yahoo Mesengger