POTO GUE

POTO GUE
"Kematian seperti cinta pertama yang mengubah segalanya"

Thursday, July 03, 2008

Di Depan Rafsanjani, Raja Abdullah Salahkan AS

IRIB, Kamis 12 Juni 2008



Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz menyebut kebijakan anti Iran yang diterapkan oleh AS sebagai langkah yang keliru. Raja Abdullah dalam pertemuannya dengan Ketua Dewan Penentu Kebijakan Negara Iran, Hashemi Rafsanjani yang juga Ketua Dewan Ahli Kepemimpinan, mengatakan, "Kebijakan AS di kawasan, khususnya sikap anti Iran, merupakan langkah yang keliru dan hal yang bertentangan dengan tradisi diplomatik."
Lebih lanjut Raja Abdullah menuturkan, "Kami secara blak-blakan menyampaikan sikap-sikap Arab Saudi mengenai kekeliruan AS dalam menyikapi Iran, kepada para pejabat Washington." Seraya menyinggung peran penting dan konstruktif Republik Islam Iran di kawasan dan dunia Islam, Raja Abdullah menegaskan, Arab Saudi mengharapkan perluasan hubungan dengan Republik Islam Iran dalam segala bidang. Dikatakan pula, "Dengan kebijaksanaan dan kemampuan menejemen kedua pihak, kami berharap dapat mencapai tujuan-tujuan bersama dengan memberantas pemikiran-pemikiran ekstrim dan anti persatuan ummat Islam."
Dalam kesempatan tersebut, Raja Abdullah menyambut baik dialog antara ulama Iran dan Arab Saudi untuk mendekatkan persepsi satu sama lain dan mengokohkan persamaan kedua pihak. Ia juga mengharapkan dialog semacam itu diperkokoh dan dilestarikan.



New York Times Kritik Ancaman Israel dan AS Menyerang Iran








Wednesday, 11 June 2008

Koran New York Times mengkritik sikap AS dan Rezim Zionis Israel yang mengancam akan menyerang Iran. Seperti dilaporkan IRNA, New York Times, di edisi kemarin menulis, AS dan sekutunya termasuk Israel harus memfokuskan jalur diplomatik. Menanggapi ancaman pejabat Israel pekan lalu terhadap Iran, koran ini menulis, Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert, yang saat ini kedudukannya terancam akibat skandal suap, merupakan pihak yang mesti bertanggung jawab penus atas klaim ini.

Koran ini menambahkan, Olmert berusaha mengalihkan opini publik dari skandal suap yang menjeratnya dengan mengancam Iran. Menurut New York Times, tidak jelas apa yang tengah berlangsung di Gedung Putih saat kunjungan Olmert, namun yang pasti unjuk kekuatan bukan solusi yang tepat.

No comments:

Yahoo Mesengger