AL husein Dimata ghandi

Mahatma Gandi berkata:

“Kesyahidan (al-Husain) itu mengajarkan kepada jiwa bagaimana ia menyalakan dan berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa mencerahkan yang utama dan prinsip-prinsip yang luhur, sehingga interaksinya menggoncangkan tabiat, seperti goncangan orang yang jatuh cinta yang kacau pikirannya karena mengingat rupa kekasih, kemudian ia mengekalkannya dalam kalam, syair, dan keindahan, hingga catatan itu diabadikan oleh sejarah. Hal itu agar menjadi biografi yang paling kekal bagi kesyahidan yang paling agung ini, dan agar menjadi seindah-indah ucapan untuk sesempurna-sempurna bentuknya.

Dunia bereaksi padamu dalam upacara pemakaman.

Meneriakkan berita kematianmu hingga kiamat.

Salam baginya, penghulu syuhada.

Salam baginya pada hari dilahirkan.

Salam baginya pada hari kematian.

Salam baginya ketika dibangkitkan dalam keadaan hidup.

(The Saviour hal.351)

Jika kau berduka, mengapa kau diam saja

Mengapa tak kau tangisi orang yang ditangisi Muhammad

Mengapa tak akau tangisi al_husain dan keluarganya.

Karena menangisi orang seperti mereka adalah terpuji

Orang pemurah dan mulia menangisi kehilangannya

Para malaikat di langit pun menangisi atasnya…………..

(Da’bal bin Ali Khuza’i)